Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Di Jepang Mahal?

Gambar
Menurut ECA Internasional (perusahaan human resource consulting di Amerika), Tokyo menduduki kota termahal peringkat 1 di dunia. Di peringkat berikutnya ada Oslo (Norwegia), Luanda (Angola), Nagoya (Jepang), Yokohama (Jepang), Stavanger (Norwegia), Kobe (Jepang), Copenhagen (Denmark), Genewa (Swiss), Zurich (Swiss). Kota New York (USA) berada di peringkat 29 (mungkin terpengaruh melemahnya nilai dolar). Peringkat 1, 4, 5, 7 adalah kota di Jepang. Dari fakta ini, (dengan sedikit nggak rela) bisa ditarik kesimpulan bahwa biaya hidup di Jepang mahal. Semahal apa? [For the sake of simplicity, I will use rupiah instead of yen] Di tempat saya tinggal (which is 40km from Tokyo - yang berarti sedikit banyak kena imbas ke-mahal-an biaya di Tokyo), saya mencatat beberapa harga kebutuhan pokok [P] dan nggak pokok [GP]: [P] Harga beras 5KG rata-rata 200rb (atau 40rb/kg) - (di Indonesia: 4rb/kg). [P] Harga nasi putih 200gram 10rb - (di Indonesia: 2rb). [P] Harga sekotak bento biasa 50rb - ada ju

Beda Pria dan Wanita

Gambar
Setelah beberapa minggu menikah, saya jadi (lebih) tahu beda pria dan wanita (yang simply nggak akan pernah saya mengerti seandainya saya nggak menikah). case #1: Wanita: "Yang... Kamu beli baju baru ya." Pria: "Loh...? Kenapa harus beli lagi? Kan masih punya banyak baju di lemari... " Wanita: "Yaah... Kita perlu punya banyak baju, agar bisa ganti-ganti dan nggak pake baju yang itu-itu terus..." Pria: "Banyak-banyak baju buat apa? Kan sekali pake cuman SATU rangkap? Lagian semakin sedikit baju, maka efisiensi masing-masing baju akan semakin tinggi. Artinya masing-masing baju akan benar-benar optimal sebelum habis masa pakainya. Kalo bajunya banyak, maka akan ada baju2 yang terlalu lama idle di lemari pakaian karena nggak terpake sehingga efisiensinya berkurang..." Wanita: ... [ speechless ] ... case #2: Wanita: "Yang... kamu kok nggak pernah nelepon aku kalo lagi kerja?" Pria: "Lah, untuk apa?" Wanita: "Yaaaa... telepon a

(Universitas) Chiba

Gambar
I've passed the first month in Japan dengan sehat, selamat, dan masih belum bisa ngomong Jepang. At least, saya sekarang sudah bisa baca hiragana dan katakana sedikit lebih cepat dari anak kelas 2 SD di Jepang. Untuk karakter Kanji, saya juga sudah bisa baca... Ya sekitar 20-an karakter dari total 2.000 karakter agar bisa baca koran dengan lancar. At least, saya sudah bisa membedakan kanji untuk karakter "Pria" dan "Wanita" yang tentunya sangat berguna ketika ke toilet umum. Pinginnya di tahun ke-3, sudah menguasai 2000 karakter kanji agar bisa survive di negara lain yang juga menggunakan karakter tersebut, seperti China, Taiwan atau Hongkong. Amin! Saya mulai suka dengan Universitas Chiba dan lingkungannya (padahal dulu nggak pernah kebayang bakal sampe di Universitas Chiba untuk dapetin Ph. D, kebayangnya ya dapetin Ph. D di computer science dari MIT, Harvard ato Universitas Ma Chung gitu...). Kenapa saya suka (Universitas) Chiba? First of all , lokasi Unive

Tokyofreecycle dan Microwave

Gambar
Microwave (ato sering disebut oven) adalah sebuah peralatan dapur yang menggunakan radiasi gelombang mikro untuk memasak atau memanaskan makanan. Apa saya perlu Microwave? Iya . Selama ini di apartemen hanya ada termos pemanas air yang fungsi utamanya adalah memanaskan air. Namun, karena keterbatasan appliances, saya berhasil memodifikasi termos pemanas air tersebut untuk: Penanak nasi Membuat mie instan (yang murah dan meriah dengan rasa anyep) Memanaskan makanan beku yang dibeli dari supermarket Pemanis dapur (karena itu merupakan satu2nya peralatan elektronik tercanggih di dapur apartemen) ( Please, jangan tanya bagaimana caranya termos pemanas air bisa jadi alat penanak nasi... ) Untuk mengurangi beban tugas dari termos pemanas air, tentu dibutuhkan Microwave. Microwave bisa didapatkan setidaknya dengan dua cara. Cara pertama adalah cara mudah, dengan membeli di supermarket seharga 8000 yen (800rb rupiah) untuk kualitas biasa, dan 15000 yen (1.5jt rupiah) yang dilengkapi dengan ber

Riset seksi

Hari ini, 1 Oktober adalah awal semester genap. Saya officially resmi menjadi research student periode Oktober 2010-April 2011 di bawah bimbingan Prof. Hideaki Haneshi, Laboratorium Frontier for Center Medical Engineering, Universitas Chiba Nusantara Jaya (UCNJ) (yang belakang itu tambahan aja, biar kliatan nasionalis, hihi2...) Kemaren diskusi dengan Pak Prof tentang topik riset - dan saat itu baru nyadar bahwa bidang beliau sebenarnya nggak terlalu nyambung dengan computer science yang saya harapkan. Dia pakar di medical imaging (seperti MRI, CT/PET dan teman2nya yang kurang saya kenal dengan baik). Sementara saya belom pakar di bidang apapun... Jadi, ya pantes kalo nggak nyambung, hihi2... Sebenernya, saya berharap untuk ada di Lab yang topik penelitiannya fokus di pengolahan citra medis yang erat kaitannya dengan kecerdasan buatan (seperti thesis master saya dulu). Tapi di lab ini, penelitiannya lebih ke arah citra medis dari sisi rekayasa, fisika ato matematika - dikit banget sisi